Membangkitkan Romantisme Suami Istri

Membangkitkan Romantisme Suami Istri. Setelah menikah, sisi romantis pasangan seakan hilang ditelan bumi. Banyak hal yang bisa diupayakan untuk membuat rasa cinta tetap bersinar cemerlang di hari Valentine ini. Prinsip yang perlu Anda pegang, jangan berharap bahwa Anda akan dicintai jika Anda tidak berupaya mencintai. Cinta bukanlah take and give melainkan spontaneous give. 



Perasaan cinta yang tulus akan mewarnai cara pandang dan tutur kata Anda. Beberapa kiat dari psikolog keluarga, Seni Septiani Sanusi, S.Psi berikut ini dapat membangkitkan romantisme dalam kehidupan suami istri.

1. Melatih diri menjadi orang yang paling dapat diajak berkomunikasi oleh pasangan
Komunikasi dalam wujud verbal dapat dilakukan setiap saat. Kesalahan konsep komunikasi setelah menikah adalah tema pembicaraan justru didominasi oleh keluhan atau saling kritik. Tema pembicaraan dapat dibuat bervariasi dan Anda bisa menambahkan kekhasan pembicaraan, misalnya saling memanggil dengan panggilan sayang. Agar Anda tidak menjadi teman bicara yang membosankan bagi pasangan, Anda harus rajin mengakses informasi yang terjadi di sekitar dan melatih kemampian humor. Komunikasi juga bisa dilakukan dalam bentuk non verbal misalnya genggaman yang erat pada jemari tangan pasangan, pelukan, saling memandang dengan penuh cinta, memakai parfum yang disukai pasangan saat bercinta, pengembangan variasi gerakan bercinta, atau mencium pipi dan tangan pasangan.

2. Meningkatkan kebersamaan
Suami istri sebaiknya melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama, misalnya olahraga, berkebun, mencoba maknan baru, menunjungi orangtua atau keluarga, membuka album foto lama, atau mengunjungi tempat yang pernah didatangi saat kencan dulu. Dalam aktivitas yang dilakukan bersama, komunikasi verbal dan nonverbal akan terjalin secara otomastis dan optimal. Dengan melakukan kegiatan bersama, tenggang rasa akan teruji. Jika setiap individu semakin memahami pribadi dan kebutuhan pasangan, rajutan kasih sayang akan semakin kuat.

3. Memiliki area pribadi

Salah satu syarat terjalinnya romantisme adalah adanya ruang pribadi. Banyak kasus kebosanan terjadi karena pasangan kurang bebas mengekspresikan sisi romantis karena masih tinggal bersama orangtua atau membiarkan anak tidur malam bersama orangtuanya.

4. Tetap menjaga privasi pasangan
Mungkin Anda sering membuka barang pribadi pasangan seperti dompet, ponsel, atau akun yang dibangun di dunia maya. Kondisi ini kerap membuat salah satu merasa terkekang sehingga muncul pemikiran bahwa pernikahan membatasi ruang gerak. Setelah berumah tangga, masing-masing tetap perlu memiliki area privat. Namun tentu saja kebebasan itu harus dilandasi dengan kontrol pribadi yang kuat agar tidak kebablasan.

5. Waspadai jebakan-jebakan. Banyak hal kecil sehari-hari di luar kesengajaan yan bisa memicu konflik.
Misalnya menjadikan rumah hanya sebagai tempat istirahat setelah lelah menjalani waktu kerja dan mengembangkan relasi di luar rumah. Masalah penampilan juga kerap menimbulkan konflik. Penampilan istri yang selalu lusuh saat berada di rumah yang bisa membuat suami jengah, padahal saat masih pacaran Anda selalu tampil cantik. Tidak ada salahnya sedikit memerhatikan penampilan agar tampak segar. Dan jangan biarkan persoalan tidak selesai. Jangan pernah menganggap sepele setiap perbedaan pendapat dan upayakan dapat tuntas serta saling menerima keputusan. Komunikasi menjadi kunci untuk membina hubungan yang langgeng.

6. Hindari mencurahkan kekesalan pada pasangan
Jika sedang marah, sebaiknya Anda diam atau menyendiri terlebih dahulu untuk menghindari ucapan yang membuat Anda menyesal. Selain itu, satu hal yang perlu ditanamkan adakah kebiasaan mensyukuri segala kelebihan yang dimiliki untuk memunculkan suasana romantis yang lebih natural.