Suami Puber Lagi? Ini Cara Menyikapinya!


Saat memasuki masa pubertas di usia remaja, seorang pria tengah mendaki puncak energi dan seksual. Sebaliknya, pria yang mulai memasuki masa andropause, energi dan kemampuan seksualnya justru sedang meluncur turun. Tapi, efeknya bisa sama, yaitu ia kembali suka bergenit-genit untuk mencari perhatian wanita. 


Celakanya, biasanya bukan kepada istri sendiri. Jangan heran pula bila kemudian sering terdengar berita perselingkuhan yang melibatkan pria-pria setengah baya dengan wanita-wanita yang jauh lebih muda. Bahkan, tak jarang mereka juga nekat mengonsumsi berbagai obat kuat untuk membuktikan bahwa mereka masih oke di tempat tidur.

"Sebagian besar pasien saya mengaku tetap mencintai istrinya dan tak mau kehilangan keluarganya. Mereka hanya ingin menyelematkan sisa-sisa harga diri mereka sebagai pria. Mengapa harus membuktikan kepada wanita lain? Karena istri sendiri pasti sudah tahu semua rahasia suami mereka, terutama rahasia di tempat tidur," papar dr. Anita Gunawan MS, Sp. AND, androlog dari RS Pusat Pertamina (RSPP).

Karena itu, ia menyarankan agar di masa-masa kritis ini, para istri mulai 'pasang antena'. "Jangan biarkan suami Anda melewati masa-masa sulit itu sendirian, sehingga akhirnya ia mencari kompensasi di luar rumah. Memang kedengarannya tidak adil, karena sebagai wanita, Anda tentunya juga sedang menghadapi masa perimenopause atau menopause yang tak kalah sulit," dr. Anita menjelaskan.

Para istri diharapkan memahami kondisi psikologis suami mereka yang tengah menghadapi periode andropause, termasuk memahami segala macam gejolak dan kerewelan mereka. "Perbaiki kembali komunikasi suami istri yang selama ini terabaikan akibat kesibukan dan rutinitas sehari-hari. Temani dan dampingi suami Anda, dengarkan keluhan-keluhannya, dan ajaklah bicara dari hati ke hati. Perbanyak pula waktu kebersamaan, misalnya dengan menjalankan hobi berdua. Karena, sesungguhnya, yang paling dibutuhkan para suami adalah perhatian dan empati dari istrinya, sehingga ia merasa lebih nyaman dan safe menghadapi masa-masa krusialnya itu."

Karena itu pula, dr. Anita selalu menyarankan agar para pasien prianya membawa istri mereka pada saat berkonsultasi. "Dengan datang berdua, akan tercipta keterbukaan dan saling pengertian di antara suami. Bahkan, saya juga bisa sekalian menjelaskan kepada sang suami tentang kondisi menopause yang mungkin tengah dialami istrinya, sehingga keduanya bisa saling mendampingi dan menguatkan," tutup dr. Anita.

Pubertas Terbalik Pada Pria Andropause

Seperti juga kaum wanita yang kerap mengalami mood swing saat memasuki masa menopause, pria pun begitu. Berkurangnya kadar testosteron dalam tubuhnya kerap membuat seorang pria jadi mudah gelisah dan gampang marah-marah. Perubahan fisik -menjadi botak, perut gendut, otot tidak kencang lagi- juga membuat percaya diri pria menurun. Akibatnya, sebagai istri, mungkin Anda terheran-heran melihat perubahan tersebut. Suami tercinta yang semula kalem, tak banyak omong, dan cenderung tak pedulian, tiba-tiba jadi rewel, nyinyir, dan tukang mengeritik.

"Memang, banyak pria tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka mulai memasuki masa andropause. Biasanya mereka baru merasa khawatir bila hasrat dan kemampuan seksual mereka makin menurun dari waktu ke waktu. Mulai dari kehilangan ereksi di pagi hari, hingga sama sekali tak bisa ereksi lagi. Nah, kalau sudah begitu, baru deh, mereka pontang-panting ke dokter," ujar dr. Anita Gunawan MS, Sp. AND, androlog dari RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.

Meski begitu, penurunan kadar testosteron pada pria berlangsung perlahan-lahan, tidak seperti penurunan kadar estrogen dan progesteron pada wanita yang berlangsung nyaris drastis. Perbedaan lain: bila wanita sudah memasuki masa menopause, otomatis cadangan sel telurnya juga habis, sehingga tidak bisa hamil lagi meskipun ia menjalani terapi sulih hormon estrogen dan progesteron. Sebaliknya, pria tetap memproduksi sperma, meskipun jumlah dan kualitasnya berkurang -apalagi bila dibantu dengan terapi sulih hormon testosteron- dan tetap bisa menghamili wanita!

Celakanya, kemampuan seksual yang semakin menurun itu tak jarang justru membuat sebagian pria jadi tertantang untuk membuktikan diri bahwa ia masih menarik di mata wanita dan masih jantan di tempat tidur. Apalagi, di usia 50-an, umumnya pria sudah mapan secara ekonomi dan status sosial, sehingga relatif lebih mudah 'mendapatkan' wanita. Makin muda dan cantik wanita tersebut, makin tertantang mereka. Jadi jangan heran bila banyak pria setengah baya mendadak jadi genit, gemar bersolek, dan senang tebar pesona di hadapan wanita. Diberi perhatian sedikit saja oleh wanita, egonya langsung tersanjung.

"Karena itu kemudian muncul istilah puber kedua, puber ketiga, atau pubertas terbalik, yang sebenarnya merupakan istilah lain dari pria-pria yang mulai memasuki masa andropause," kata dr. Anita.


2 Sebab Pria Alami `Puber Kedua`

   Saat puber kedua datang, pria disebut-disebut tertarik dengan wanita lain. Padahal itu tak selalu terjadi berhubungan dengan wanita. Lantas apa yang membuat pria mengalami puber kedua?Menurut Psikolog Klinis Rosdiana Setyaningrum, M. Psi., MHPEd, sebenarnya di dunia psikologi tak ada istilah puber kedua. Ini lebih kepada pembuktian diri yang belum terbayar di masa mudanya.

Hal ini disampaikan wanita yang akrab disapa Diana itu saat dihubungi Menurut Diana, tak semua pria yang puber kedua akan melakukan perselingkuhan. Pembuktian diri bisa saja dengan membeli barang mewah atau ingin bertampilan yang lebih oke.Berikut beberapa penyebab pria melakukan pembuktian diri bak puber kedua di usianya yang sudah matang:

1. Secara ekonomi sudah mapan
Diana menjelaskan, tipe puber seperti ini biasa ketika sudah memiliki ekonomi yang mapan ia akan mengejar utangnya di masa lalu yang belum terbayar. Ini tak selalu wanita, tapi bisa juga barang. Pria yang saat muda tak bisa beli mobil mewah, di masa `puber kedua` inilah akan membelinya."Misalnya tadinya ekonomi terbatas, nggak bisa menikmati hal-hal yang terlalu mewah saat mudanya tapi ketika mereka punya sourcenya jadi kayak ngejar," kata wanita yang disapa Diana.

2. Butuh perhatian
Ini bisa dilakukan dengan memperbaiki penampilan. Misalnya ingin mengecilkan perut atau membentuk tubuh atletis."Kalau mereka seseorang yang butuh banyak perhatian, biasanya mereka lebih ke fisik. Begitu mulai berumur karena tak mau tua, jelek, mereka melakukan segala cara supaya kelihatan menarik secara fisik," katanya.

Kalau Wanita `Puber Kedua` Apa Tandanya?

Meski dalam dunia medis tidak ada sebutan puber kedua, tapi secara psikis bisa juga sebutan itu dilayangkan pada pria setengah baya yang mulai gemar mencari-carai wanita idaman lain. Masa yang dikenal dengan pembuktian diri ini juga dialami wanita. Apa bedanya puber kedua pada wanita dan pria?Menurut Psikolog Klinis Rosdiana Setyaningrum, M. Psi., MHPEd, pembuktian diri tiap orang berbeda-beda. Namun, karena pria pemikirannya lebih kepada seks biasanya pembuktian dirinya banyak berhubungan dengan wanita.

"Nggak semua orang yang puber itu affair (selingkuh). Ada yang cuma bergaya ingin beli Ducati," kata wanita yang disapa Diana saat dihubungi Diana menjelaskan, ketika pria mengalami masa `puber kedua` ia bisa melakukan pembuktian diri yang belum terbayar di masa lalunya. Misalnya ingin memiliki perut yang rata atau memiliki mobil yang diimpi-impikannya tanpa harus berhubungan dengan perselingkuhan. Namun, ada juga pria yang melakukan pembuktian diri melalui berhubungan dengan wanita muda.

Sementara untuk wanita, lanjut Diana, masa pembuktian diri bisa seperti ingin tampil semenarik mungkin. "Bisa saja total fisik, dengan botok, suntik, operasi payudara. Dia nggak berniat menarik secara seksual tapi dia senang kalau dibilang cantik," kata Diana.Sementara Pakar Andrologi dan Seksologi, Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, menjelaskan, wanita bisa juga menjalin hubungan dengan pria lain meski sudah menikah dan usianya sudah tak muda lagi. Ini bisa karena ada kejenuhan di dalam hubungan."Perempuan jangan dikira ngga begitu. Perempuan bisa merasa jenuh sama pasangannya. Apalagi kalau mengalami masalah seks. Karena semakin terungkap perempuan bisa selingkuh. Istri juga bisa selingkuh," kata Dr
 

Mengatasi Puber Kedua

Benarkah seseorang suami atau istri mengalami puber kedua,ketiga dan seterusnya? Masa-masa puber (pubertas) biasanya dilewati saat masa pancaroba seorang anak tumbuh menjadi remaja dengan perkembangan organ-organ seksualnya mulai sempurna. bagi wanita ditandai dengan menstruasi dan bagi laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan tumbuhnya bulu-bulu alat kelamin (pubis). Masa-masa ini juga ditandai dengan suara yang membesar bagi anak laki-laki dan tubuh yang mulai halus dan buah dada yang membesar bagi anak perempuan.

Pada masa puber inilah mulai ada ketertarikan kepada lawan jenisnya. Fantasi dan keingintahuan tentang seks juga mulai merasuki anak-anak dengan masa puber ini. Maka pengawasan dan pendidikkan seks dari orang tua perlu diberikan kepada anak-anak mereka agar jangan salah memperoleh informasi dari teman-temannya yang bisa menjerumuskan mereka kepada pergaulan bebas.

Nah, kalau puber kedua dan seterusnya ini menjangkiti laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga dengan usia 35,40 45,50 dan biasanya kelipatan lima. Sebenarnya ini belum ada penelitiannya secara resmi. Tapi biasanya menurut pengalaman pada usia-usia seperti itu ada rasa ketertarikan kepada wanita atau laki-laki lain (WIL/PIL).

Dalam usia-usia rawan itu pasangan suami istri harus mewaspadai dan menyikapi puber kedua nini untuk lebih intens saling memperhatikan dan saling berkomunikasi dengan baik. Awasi dan tanyakan kingan dan kesukaan serta kelainan yang sedang masing-masing perhatikan dari pasangan. jangan sampai lalai dan abai karena inilah ambang kerawanan biduk rumah tangga dapat hanyut terbawa arus puber kedua.Dalam menghadapi badai puber kedua salah satu pihak atau lebih baik kedua belah pihak (suami dan istri) harus menyadari bahwa mereka sedang berada pada masa-masa kritis itu. Sehingga pasangan lebih bisa mengendalikan dan mengarahkan ke hal-hal positif dan menambah erat cinta dalam rumah tangga.

Untuk mengatasi badai puber kedua ini suami dan istri harus mengarahkan dengan menyukai pasangan sendiri lebih besar. Hindari perbuatan yang katanya menjadi selingan tapi akhirnya menghancurkan biduk rumah tangga. Untuk itu selingan perlu dilakukan pada pasangan sendiri untuk mengimbangi masa-masa puber kedua ini.Hal-hal yang mungkin bisa dilakukan saat memasuki puber kedua antara lain :
  1.  Melakukan perjalanan wisata hanya berdua saja (honeymoon kedua).
  2. Melakukan hubungan seksual lebih intens dengan melakukan gaya-gaya pavorit dan kedua belah pihak harus melakukannya dengan sukarela demi membahagiakan pasangan.
  3. Mengenang kembali masa-masa pacaran dan mengulangi momen-momen itu dengan mengunjungi tempat-tempat istimewa ketika pacaran dulu.
  4. Memberikan hadiah-hadiah yang istimewa untuk pasangan sebagai kejutan agar pasangan merasa lebih diperhatikan dihari-hari istimewanya misalnya dihari ulang tahunnya.
  5. Suami dan istri harus sama-sama menjaga penampilan di depan pasangan masing-masing dengan melakukan perawatan kecantikan untuk istri dan juga kebugaran untuk suami.

Dan tak kalah penting dari kelima point diatas adalah saling pengertian dan saling mengkomunikasikan dengan baik apa-apa yang dialaminya dan saling menjaga kepercayaan dan kejujuran pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan saling memperhatikan maka masa-masa kritis puber kedua,ketiga dan seterusnya dapat dilewati dengan manis dan indah., semoga bermanfaat.